Menulis kaligrafi di kanvas besar.. Ini susah lho.. |
Salah satu anime yang saya suka, selain
tema ceritanya ringan. Yaitu “kisah tentang seorang kaligrafer muda yang
menonjok direkturnya saat pameran kemudian dibuang ke desa untuk merenungi dan
menemukan style kaligrafinya sendiri”. Kedengarannya surem ya? Haha..
Sebenernya enggak kok, justru banyak sekali keceriaan dan pelajaran menarik
yang ada ketika Handa Seishuu (sang kaligrafer muda) menyepi di Desa. Sebenernya
gak bisa disebut sepi sih, gara – gara ada Naru, anak desa yang selalu bermain
di rumah yang di kontrak Handa karena Naru dan teman – temannya sudah menganggap
rumah itu sebagai himitsu no kichi
(markas rahasia) mereka. Awalnya Handa terganggu karena selain suka bikin ribut
dan suka ngegoda Handa yang harusnya berlatih kaligrafi, tapi lama kelamaan
Handa bisa terbiasa dan menikmatinya. Dan dari sini lah inspirasi – inspirasi
kaligrafinya justru bermunculan.
Pertama kali nonton barakamon ini yang
terlintas di kepala saya adalah, “Eh.. Ternyata jadi tukang kaligrafi di Jepang
itu bisa jadi kerjaan ya? Elit pula kesannya..”. Klo dipikir - pikir Jepang sepertinya memang benar –
benar menghargai tradisi dan kebudayaannya ya?. Di anime ini, kita akan dibawa
untuk melihat problematika kaligrafer muda professional. Mulai dari sulitnya
mencari inspirasi, melukis berkali – kali sampai mendapatkan karya yang memuaskan
(sampai ruangan penuh dengan kertas), kerja keras, pertemanan, bagaimana
seseorang menikmati pekerjaannya sebagai kaligrafer, sampai bagaimana susahnya
mencari tinta di desa. Wkwkwk..
Selain menampilkan problem – problem si
tokoh utama, kita juga bisa melihat kehidupan dan tradisi – tradisi di desa
jepang yang masih kental. Seperti tetangga – tetangga yang datang membantu
ketika Handa baru pindah, saling mengantar makanan pada tetangga, perayaan
perebutan kue mochi yang dilempar dari atas kapal, perayaan obon dengan rame –
rame ziarah ke kuburan leluhur atau sanak family kemudian berdoa serta
menunggui sampai api di lampion padam, dll. Suasana desanya benar – benar
kerasa banget, dan kemungkinan besar suasana seperti itu gak akan bisa
ditemukan di kota besar. Oh iya, selain suara Naru yang imut, dialek yang
digunakan Naru dan anak – anak kecil lain di Desa itu lumayan unik, entah itu
dialek mana saya juga belum nyari tahu. Yang jelas setting tempatnya adalah di
Desa Nanatsutake, Kota Fukue, Prefektur Nagasaki, Pulau Kyushu. Bagi yang suka
bahasa jepang pasti nyadar kalau dialek mereka tu nggak umum. XD
Kebiasaan saling membantu ketika ada tetangga baru, Handa sempet kaget soalnya yang kayak gini ga ada di kota besar. |
Waktu acara perebutan kue mochi. |
Bagi yang suka genre slice of life,
komedi, kehidupan desa dan shoudo (kaligrafi), anime ini recommended banget
buat ditonton. Kekuatannya bener – bener dari story-nya, bukan dari bumbu –
bumbu fanserpis atau gore – gorean seperti yang marak belakangan ini.
SEIYUU
Suzuko Hara sebagai Naru Kotoishi
Atsushi Ono sebagai Iwao Yamamura
Fumihiko Tachiki sebagai Wakil Kepala Sekolah (yang hobi mancing itu kali ya)
Hiroshi Ito sebagai Kousaku Kotoishi
Junichi Suwabe sebagai Takasei Kawafuji
Kei Hayami sebagai Tomoko Kido
Kouki Uchiyama sebagai Hiroshi Kido
Megumi Han sebagai Akki (Adiknya Tama)
Nozomi Furuki sebagai Miwa Yamamura
Rina Endō sebagai Hina Kubota
Rumi Ookubo sebagai Tamako Arai
STAF
Masaki Tachibana sebagai DirectorKazuhiro Wakabayashi sebagai Sound Director
SUPER BEAVER sebagai pengisi Theme Song
NoisyCell sebagai pengisi Theme Song
See you di postingan selanjutnya.. Jaa Matta.. |
0 komentar:
Posting Komentar