Suatu
hari ketika matahari bersinar terang dan ada hujan turun, orang tua yg
bijak akan menyuruh anak2 untuk bermain didalam rumah. Bukan karena
takut kena flu atau apa. Bukan, tapi ini karena ada legenda yg
mengatakan ada siluman rubah yang mengadakan pernikahan disaat2 seperti
itu.
(Mirip bgt dgn legenda di indo ya? tp klo di indo legendanya ada wewe gombel ato kuntilanak ngelairin. XD )
Dari Kota Sakurai di Ibaraki prefecture sampai Kota Kashihara di Nara
prefecture, cerita Kitsune no Yomeiri ini muncul di seluruh jepang
(satu2nya pengecualian adalah Hokkaido). Kebanyakan ceritanya punya alur
yg mirip, hanya ada sedikit variasi aja. Ada dua fenomena yang mengarah
pada Kitsune no Yomeiri, yaitu cuaca aneh yang disebut sunshowers
dimana hujan turun ketika matahari sedang terik; dan prosesi rubah api,
yang disebut kitsune-bi (狐火), cuaca berangin melalui gunung ketika larut
malam.
Apa arti dari Kitsune no Yomeiri?
Kitsune no Yomeiri mengkombinasikan kanji 狐の (kitsune = rubah) dengan 嫁入り (Yomeiri = Pernikahan). Arti harfiahnya, yomeiri artinya “menerima pengantin,” sebagai adar untuk keluarga pengantin pria untuk menerima pengantin di hari pernikahan. Sampai di pertengahan periode Showa, Kitsune no Yomeiri Gyoretsu (狐の嫁入り行列; Proses Pernikahan Pengantin Rubah) adalah istilah yang paling umum dipakai. Tapi di era ini Gyoretsu nya diilangin. Gara2 males n kepanjangan ngucapinnya kali. XD
Ketika Kitsune no Yomeiri menjadi istilah yang paling umum, ada juga versi regional dari fenomena ini. Di Saitama dan Ishikawa prefecture dikenal sebagai Kitsune no Yomitori (狐の嫁取り; Pengambilan Pengantin Rubah). Di Shizuoka disebut Kitsune no Shugen (狐の祝言; Perayaan Pernikahan Rubah).
Di Tokushima, Kitsune no Yomeiri bukanlah acara yang membahagiakan. Disana disebut Kitsune no Soshiki (狐の葬儀; Pemakaman Rubah) dan bila ada orang yg melihatnya maka dianggap sebagai pertanda kematian bagi orang tersebut.
Prosesi Lentera Rubah Api
Kitsune no Yomeiri sudah menjadi bagian dari cerita rakyat Jepang. Penjabaran dari Kitsune no Yomeiri datang dari buku Echigo Naruse (越後名寄; Encyclopedia of Echigo) diterbitkan sebelum periode Horeki (1751-1764).
“Di malam yang gelap dan tenang, di tempat rahasia, tali dari lentera atau obor dapat dilihat membentang bersama rantai lebih dari dua mil panjangnya. Ini adalah lokasi yang langka, tapi yang tidak diragukan lagi. Ini paling sering terlihat di daerah Kanbara, dan ada yang bilang di malam itu rubah muda akan menyatakan pasangannya.”
Prosesi lentera ini mirip dengan upacara pernikahan jepang di jaman itu. Berasala dari tradisi yang ada sebelum periode Muromachi (1392–1573), pernikahan dulu diadakan saat malam dan pengantin diantar ke rumah barunya dengan parade cahaya lampu lentera/obor. Upacara ini (biasa disebut Konrei Gyoretsu (婚礼行列; Prosesi Pernikahan) bertahan sampai pertengahan periode Showa ketika upacara pernikahan gaya barat menggantikan upacara pernikahan tradisional Jepang.
Legenda dari Kitsune no Yomeiri tergabung dalam cerita - cerita tentang keajaiban dan sihir siluman rubah. Orang yang mencoba mengikuti prosesi lentera rubah api akan menyadari bahwa mereka menghilang ketika dia semakin dekat (walaupun di beberapa kesempatan langka, jejak dari prosesi itu dapat ditemukan). Kuil Shunjitsu di Saitama prefecture dikatakan sebagai tempat yg sering dipakai sebagai pernikahan siluman rubah. Kapanpun Kitsune no Yomeiri menerangi malam, besoknya jalan pegunungan menuju kuil akan tertutup oleh kotoran rubah.
Cerita dari Kitsune no Yomeiri berlanjut dengan baik di periode Edo. Di Desa Toshima (sekarang namanya Kita-ku, Tokyo) Kitsune no Yomeiri pernah terlihat di beberapa malam berturut - turut, akhirnya menjadi satu dari tujuh misteri Toshima. Gunung Kirin di Niigata prefecture penuh dengan rubah, dan Kitsune no Yomeiri disebut - sebut adalah kejadian yang umum disana. Di Niigata dan Nara prefecture, Kitsune no Yomeiri disebut sebagai pertanda baik untuk panen, dengan semakin banyak lentera yang terlihat maka semakin banyak hasil panennya. Setahun tanpa pernikahan rubah dapat membuat orang - orang ketakutan akan pertanda kelaparan yang akan melanda.
Rubah di Gifu prefecture tidak hanya menggunakan lentera. Prosesi rubah api disana juga diramaikan dengan suara bambu berkeretak dan bambu yang terbakar. Ketika besoknya diperiksa tidak ada tanda - tanda bekas aktivitas apapun di hutan tersebut..
Sunshowers Dan Pernikahan Rubah
Di periode Meiji penyair Tanka Masaoka Shiki menulis:
“Ketika hujan turun dari langit biru, di jam kuda, Raja Rubah yang agung mengambil pengantinnya.”
Dan ada banyak lagi literatur lain yang menyebutkan tentang hubungan sunshowers dengan pernikahan rubah ini.
btw, kondisi cuaca seperti ini biasa disebut tenkiame (天気雨) (bahasa inggrisnya sunshower).. Kitsune no Yomeiri juga ada festivalnya lho skrg, ada yg untuk sekedar menarik turis dan sebagai kontes kyk abang-none, ada yang untuk tolak bala, dll tergantung prefecture nya...
Sumber : hyakumonogatari dan berbagai referensi
0 komentar:
Posting Komentar